Inovasi terbaru, kalahkan Kanker



Kanker merupakan penyakit penyebab kematian karena penyakit ini tiba-tiba muncul dan kadang tanpa gejala pada awal pertumbuhan dan biasanya baru diketahui ketika sudah memasuki stadium yang lanjut. Kanker terjadi karena adanya pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh. Pertumbuhan sel abnormal ini yang apabila tidak segera diobati akan merusak sel normal di sekitarnya dan bagian tubuh lainnya.

Kanker dapat menyerang siapa saja, tua maupun muda bisa terkena kanker bahkan orang yang memiliki pola hidup sehat juga dapat terkena kanker. Hal ini dapat dikendalikan dengan mengurangi faktor risiko yang ada.

Kanker juga dapat dideteksi dengan melakukan screening/pemeriksaan secara dini. Screening yang dilakukan juga sesuai dengan gejala yang dirasakan. Jika mengalami keluhan di usus maka bisa dilakukan pemeriksaan fisik dengan colok dubur. Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksaan tes darah untuk mengetahui gambaran kesehatan secara keseluruhan, tes pencitraan untuk mengetahui penyebaran sel kanker ke organ tubuh yang lain dan terakhir dilakukan biopsi dengan mengambil sebagian kecil jaringan untuk diperiksa dan dianalisis. Hasil evaluasi tersebut dijadikan bahan untuk menentukan diagnosis apakah sel tersebut jinak apa ganas.

Baca juga : Yuk, SADARI dari sekarang!

Hasil dari pemeriksaan tersebut yang akan menentukan tingkatan (stadium) kanker. Secara umum, tingkatan kanker terbagi menjadi stadium 1, stadium 2, stadium 3, stadium 4a dan 4b. Semakin tinggi tingkatan (stadium) kanker maka semakin parah penyakit yang dirasakannya karna kemungkinan sel kanker yang telah menyebar dan menyerang organ tubuh lainnya

TANDA-TANDA DAN GEJALA

Gejala yang timbul tergantung dari jenis kanker, namun perlu diketahui beberapa gejala yang sering dialami seperti penurunan Berat Badan (BB) secara drastis, munculnya benjolan yang tidak lazim, perubahan pada kulit, perdarahan tidak normal, batuk berkepanjangan dan sesak napas

KAPAN PERIKSA KE DOKTER?

Jika Anda merasakan gejala-gejala seoerti diatas, alangkah baiknya Anda langsung segera melakukan pemeriksaan dini dan berkonsultasi dengan dokter. Karena respon tubuh setiap orang akan berbeda-beda.

METODE PENGOBATAN KANKER

Papa saya menderita kanker usus besar pada tahun 2018 silam. Mengetahui bahwa dirinya terdapat tumor di dalam tubuhnya, beliau merasa sangat takut, takut akan menjalani pengobatan yang biasa dilakukan oleh penderita kanker lainnya yaitu Kemoterapi.

"Waktu saya mengetahui bahwa papa saya sudah mencapai stadium 4a, perasaan saya sangat hancur sekali, sedih pasti, nangis udah jelas. Hati hancur berkeping keping dan bingung untuk menjelaskannya kepada papa saya"

Wajar saja saya merasa hancur berkeping keping karena saya tau papa saya sangat tidak mau sekali kalau harus dipotong usus nya dan dilakukan kemoterapi. Efek yang dihasilkan dari kemoterapi itulah yang membuat papa saya enggan untuk melakukannya.

Meskipun kemoterapi merupakan salah satu metode pengobatan yang sering digunakan karena dapat menghancurkan sel kanker dan menghambat berkembangnya kanker di dalam tubuh kembali, tapi sayangnya Kemoterapi dapat mempengaruhi sel sehat yang secara normal membelah diri secara cepat yaitu sel pada kulit, usus dan rambut. Kerusakan pada sel sehat itu yang memberikan efek samping.

Oleh karena itu, saya berharap banget ada pengobatan lainnya yang bisa menghancurkan sel kanker tanpa dilakukannya kemoterapi.

Dan belakangan ini, saya baru saja menemukan artikel mengenai inovasi terbaru dalam menghancurkan sel kanker. Inovasi pengobatan terbaru itu bernama Imunoterapi. Dikutip dari artikel nova, Pengobatan terbaru inu masuk ke Indonesia sekitar tahun 2013. Saat ini di Indonesia, imunoterapi yang diterapkan adalah dengan immune checkpoint inhibitor atau terapi pemeriksaan pos penghambat imun yang diklaim memiliki respon yang lebih baik saat digunakan untuk mengobati kanker dalam stadium lanjut, khususnya kanker paru.

Gambar : https://www.kalahkankanker.com

Dilansir dari website Kalahkan Kanker, Imunoterapi kanker merupakan revolusi pengobatan kanker yang menstimulasi sistem imun (sel T) untuk secara spesifik menargetkan dan membunuh kanker. Pada kondisi normal, sistem imun tubuh untuk mendeteksi dan menghancurkan sel "asing" atau abnormal di dalam tubuh dengan mengarahkan pasukan sel T. Cara kerja sistem imun yaitu :

  1. MENCARI = Sel T mencari semua yang berbahaya bagi tubuh
  2. MEMINDAI = Sel T memindai sel-sel untuk membedakan antara sel yang normal dan sel yang abnormal atau sel "asing"
  3. MENYINGKIRKAN = Ketika terdeteksi, sel abnormal diserang dan disingkirkan oleh sel T
Untuk melawan kanker, tubuh memiliki siklus imunitas/kekebalan terhadap kanker. Namun, PD-L1 menjadi penghambat sistem imun (sel T) untuk menyerang dan menghancurkan sel kanker. 

KEMOTERAPI VS IMUNOTERAPI


Cara kerja Kemoterapi yaitu menyerang dan membunuh sel kanker dan juga sel-sel aktif yang ada di tubuh seperti sel rambut, kuku atau kulit 

Cara kerja Imunoterapi yaitu sel kanker dilawan dengan bantuan kerja sistem imun atau sistem kekebalan tubuh. Imunoterapi kanker bekerja pada tahap pembentukan dan aktivasi pasukan sel T di kelenjar getah bening dan penghancuran sel kanker di dalam tumor.



Masih dikutip dari artikel nova, berdasarkan dari hasil penelitian, cara kerja imunoterapi lebih efektif dan sedikit memberikan efek samping dibandingkan dengan kemoterapi.

Misalnya saja dalam hal waktu harapan hidup, kemoterapi dapat meningkatkan harapan hidup kurang lebih 16.7 bulan maka imunoterapi bisa mencapai 30 bulan. 

Selain itu, respon dari pemberian obat imunoterapi lebih tinggi dibandingkan dengan kemoterapi dalam first line atau pengobatan pertama. Kurang lebih sekitar 70 persen berbanding dengan 40 persen.

SIKLUS IMUNITAS KANKER
Tubuh memiliki siklus imunitas/kekebalan melawan kanker yang terdiri dari 7 tahap yaitu :
  1. Pelepasan antigen
  2. Antigen presentation
  3. Produksi dan aktivasi sel T
  4. Perjalanan sel T
  5. Infiltrasi sel T kedalam tumor
  6. Pengenalan kanker oleh sel T
  7. Sel T menghancurkan sel kanker
APA ITU PD-L1??
PD-L1 merupakan protein yang terdapat di permukaan sel kanker dan menjadi faktor penghalang (immune checkpoint) dalam sistem imun di tubuh kita terhadap kanker. Cara kerja Immunoterapi kanker yaitu mengembalikan fungsi sistem imun dengan menghalangi ikatan PD-L1 dengan protein lain sehingga sel T dapat mengenali sel kanker sehingga dapat menghancurkannya.

Atezolizumab merupakan anti PD-L1. Atezolizumab adalah monoklonal antibodi yang secara langsung dan selektif menargetkan PD-L1. Dikutip dari artikel iNews.id lifestyle, penelitian membuktikan bahwa atezolizumab dapat meningkatkan kualitas dan harapan hidup pasien, "obat ini memberikan rata-rata kesintasan (survival) hingga 13.8 bulan dan durasi respon yang panjang hingga 23.9 bulan pada pasien kanker paru NSCLC stadium lanjut yang tidak merespons pengobatan sebelumnya". Atezolizumab juga dapat memberikan durasi respons yang panjang hingga 21.7 bulan pada pasien kanker kandung kemih. 

Atezolizumab juga memiliki efek samping namun lebih rendah karena atezolizumab menargetkan PD-L1 yang menjadi penghambat sel T mengenali dan membunuh sel "asing"  pada tubuh yaitu sel kanker. 

Pada pasien kanker paru stadium lanjut, tes PD-L1 tidak diperlukan untuk menjalani terapi ini sehingga pasien tidak perlu melakukan biopsi ulang.

Dengam kemajuan teknologi saat ini, bagi para penyintas kanker khususnya kanker paru dan kanker kandung kemih tidak harus menjalankan pengobatan kemoterapi tetapi bisa dengan imunoterapi kanker yang sedikit memberikan efek samping. Namun alangkah lebih baiknya lagi, Anda berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter untuk langkah selanjutnya yang harus ditempuh.

Jagalah kesehatan diri Anda dan keluarga Anda. Kanker tak pandang bulu, orang yang memiliki pola hidup sehat saja seperti papa saya juga bisa terkena kanker. Kendalikan stress Anda dan atur pola hidup sehat dengan rajin berolahrga, makanan yang kaya akan serat dan vitamin. Kanker juga dapat muncul tanpa gejala seperti kanker darah. Jadi kalian juga harus rutin mengontrol kesehatan kalian dengan melakukan medical checkup dan selalu berkonsultasi dengan dokter

Salam sehat semuanya

0 Comments