Yukk bangun perubahan!

Macet, satu kata yang sudah tidak asing lagi terdengar oleh masyarakat terutama di kota-kota besar. Mulai dari pagi hari dimana masyarakat baik muda maupun tua bersiap untuk memulai aktivitas sampai malah hari dimana waktu untuk mengakhiri aktivitas dan kembali ke rumah masing-masing. Ada dua moment yang bisa membuat kemacetan yang sangat panjang dan bisa-bisa sampai berhenti (ngeri euy).

Pertama saat liburan panjang baik libur tahun baru yang berbarengan dengan libur semester anak sekolah maupun libur panjang dimana liburnya itu bertepatan di hari jumat atau di hari senin. Biasanya masyarakat memilih untuk berlibur di tempat yang sejuk, tempat wisata atau sekedar berkunjung ke sanak saudara (asal jangan memilih ke pulau kapuk aja yaa. *eh) hahaha. Pemandangan yang pertama kali saya lihat saat liburan tiba itu yaitu di jalan tol (karena rumah gue lumayan dekat dengan jalan tol jadi sering liat. Haha). Mobil pribadi, kendaraan umum, truk-truk besar sudah parkir di jalan tol. Enggak parkir terus sih tetap jalan tapi tersendat-sendat (kayak siput). Sempet merasa kasihan bagi para pekerja biasanya senin-jumat saat berangkat kerja kena macet kini mau liburan bersama keluarga tercinta juga harus terkena macet (So sad to hear that).

Momen kedua itu saat musim lebaran tiba. Momen lebaran ini sangat dinantikan bagi semua orang untuk bersilaturahmi. Biasanya mulai macet panjang nya itu saat mendekati lebaran sekitar H-5 lebaran. Disini saya mau menceritakan pengalaman saya saat libur lebaran yang merasakan kemacetan. Dulu saya pernah sholat ied di jalan karena efek macet tapi setelah-setelah nya udah ga pernah lagi (karena pulangnya jauh-jauh hari sih sekitar H-10 lebaran. Hehe). Tapi tahun kemarin terulang kembali, saya terkena macet yang sangat sangat mengerikan (agak lebay tapi beneran sih). Awalnya papa saya sempat ragu untuk berangkat karena lihat berita di tv mengenai arus mudik. Tapi demi bisa bersilaturahmi, akhirnya kami memutuskan berangkat dengan semangat yang membara 🔥. Sebelum memasuki tol, seperti biasa kami melihat ke arah tol. Beuhh.. Jalan tol nya udah mulai macet euy dan kami memutuskan untuk lewat jalan biasa. Alhamdulillah nya ga macet sama sekali, lancar jaya. Sesampainya di persimpangan simpang jomin. Papa saya mulai masuk tol karena pengen ngerasain tol baru. Saat masuk tol masih lenggang dan udah memprediksi bisa sampai kampung halaman sebelum magrib dan bisa buka puasa disana. Tapi, (emang benar ya) ekspetasi ga selalu sejalan dengan realita. Sesampai di tol pejangan (kalau ga salah), beuhhh. Macet nyaa euy udah kayak siput. Yaa gapapa sih kayak siput ini malah udah kayak tempat parkiran, berhenti sama sekali. Mulai berhenti nya itu di tol brexit.

Mana udah mau magrib, ga bawa minum (karena mikirnya bisa buka disana). Sempet panik tapi alhamdulillah ada tukang jualan air minum. Kami hanya buka puasa dengan air putih, korma dan kue kering buatan mama. Sampai adzan isya kami masih di tol brexit itu. (Seremm euy). Kami pun berhenti di pom bensin untuk sholat dan untuk mengisi perut yang kosong, kami pun rela beli pop mie (abis puasa langsung makan mie 😥). Di jalan kami dikasih tau untuk lewat jalan alternatif, lalu kami pun lewat jalan tersebut. Di pertengahan jalan, jalananya sepi banget dan kami bertanya ke warga disana, " permisi pak, kalau kesana kemana ya pak?". "Kalau kesana ke hutan pak" jawabnya. Degg. Kami sejenak terdiam dan berkata, "HUTAN!!". Ga mau mengambil risiko, kami memutuskan untuk putar arah kembali ke jalan awal. Di jalan, papa udah frustasi dan mau balik lagi ke bekasi. Namun niat nya tersebut ditunda dan memutuskan untuk terus melanjutkan perjalanan. Setengah jam berjalan, kami menemukan rumah makan dan berhenti untuk mengisi perut kami yang baru diisi dengan mie. Disana kami numpang makan sembari tidur sambil nunggu waktu sahur. Masih panjang pengalaman kami saat libur lebaran namun kalau di ceritain bisa lebih dari dua halaman (bisa buat novel malah)  haha. Intinya perjalanan kami memakan waktu dua hari efek padat nya kendaraan.

Tuhh udah kebayang kan betapa ngeri nya kemacetan itu. Itu semua efek dari padatnya kendaraan. Volume kendaraan saat ini sudah terbilang lumayan banyak. Gimana ga banyak coba, bayangkan aja di dalam satu rumah jumlah kendaraan disesuaikan dengan jumlah keluarga didalamnya. Apalagi tahun-tahun berikutnya makin meludak dah volume kendaraan. Sempet membayangkan, jika suatu saat volume kendaraan makin bertambah dan di jalan mobil, motor, truk dan kendaraan lainnya saling berpapasan dan ga bisa diatur seperti dari sebelah kanan kendaraan jalan, kiri jalan, depan jalan dan begitu sebaliknya. Beuhh. Gimana coba ngatur nya masa ditarik pake helikopter satu per satu (apasih). Gaa hanya itu juga, yang saya alami saat di jalan. Motor-motor bagaikan laron. Ngebut sana-sini, jalan bagi pejalan kaki, pengguna sepeda direbut oleh mereka. Padahal sudah ada transportasi umum yang bisa di manfaatin, tapi masih banyak yang memilih untuk menggunakan mobil pribadi. Selain itu sudah ada aturan pembatasan jumlah kendaraan pribadi tapi kok tetep aja makin banyak (mungkin hukum di kita kurang tegas kali yaa).

Banyak orang berkata, jumlah kendaraan makin bertambah tapi jalan nya ga ditambah jugaa. Heemm. Dipikir-pikir iya juga sih. Boleh aja jalan di tambah tapi jangan sampai lahan hijau terpangkas demi jalanan. Bersambung ke brexit yang tadi, saat ini sedang ada pembangunan jalan tol sampai pemalang kalau ga salah. Semogaa saat musim lebaran tiba, fungsi jalan tol bisa berjalan dengan optimal. Seharunya jalan tol itu sebagai jalan bebas hambatan eh malah jadi tempat parkir (jangan sampai lah yaa). Semoga pihak-pihak yang berwenang bisa mengatasi dan bisa belajar dari masa lalu.

Terkadang banyak yang bilang, jangan liat ke belakang. Liatlah ke depan. Tetapi liat ke belakang itu sangat penting sebagai bahan pembelajaran atau introspeksi buat kita. Yaa tapi jangan liat ke belakang terus, nanti jatoh lagi. Hahaha

Okee. Sekiann ceritaa terpanjang ku ini semoga bermanfaat dan bisa menginspirasi buat pemuda berbau harum yang akan merubah dunia ini menjadi lebih indah, tertib dan damai ^^

2 Comments

  1. kalo macet pas liburan atau lebaran masih bisa dimaklumin mbak... yang suka bikin KZL dan cuapekkk tuh kalo kena macet dijalanan ibu kota pas jam kantor. Haduuhhhh bikin stress aja rasanya :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huuu bener banget mbak. Saya kalau ke jakarta, sukanya naik kereta. Meskipun harus jadi pepes tapi lumayan lah mbak dibanding harus bermacet macet ria 😁

      Delete