Terjebak pada dua pilihan atau terdiam dalam ketidakpastian


Apa yang akan kalian pilih, jika disandingkan dengan dua pilihan antara dipilih dan memilih? Pasti butuh pemikiran yang panjang dalam memilih suatu pilihan. Karna setiap pilihan itu pasti akan ada konsekuensi nya masing masing. Yaa, begitu pula dengan pilihan soal cinta. Apakah akan diterima atau ditolak? Disini ada suatu pengalaman dari temen gue, perihal pilihan cinta nya. Dia dulu terjebak akan dua pilihan. Memilih dia atau memilih yang lain?. Mereka berdua itu dateng secara bersamaan di waktu yang mungkin di bilang tidak tepat. Mereka datang secara tiba tiba, yang tak tau apakah hanya sekedar singgah atau bertahan. 

Dia, yang ku kenal sebagai sosok kakak (karna emang umurnya lebih tua dari gue). Selalu menemani hari hari ku dengan sapaan yang dia lakukan. Dan dia yang lain, yang ku kenal hanya sekedar kenalan dari teman magang ku. Juga selalu setia menemani hari hari ku dengan sapaan yang dia lakukan. Dulu, ku kira dia yang kenalan temen ku. Hanyalah sebuah omong kosong belaka saja. Hanya ingin meminta kontak dan tidak ada kelanjutannya lagi. Namun, ketika hari itu tiba. Dia (mungkin) memberanikan diri untuk memulai suatu percakapan. Satu persatu percakapan, ku balas dengan kata kata biasa yang selalu ku lakukan ketika memulai percakapan. Percakapan itu semakin asik, hingga membuat diriku nyaman untuk menumpahkan segala keluh kesah ku kepada mu. Hingga di saat hari istimewa ku tiba, kau (mungkin) juga memberanikan diri memberi ku suatu hadiah yang tak kuduga sebelumnya. Namun diriku disini masih menerka nerka dirimu seperti apa, rupa mu gimana dan sifat mu juga seperti apa.

Untuk dirimu yang ku anggap seperti kakak. Dirimu itu sangat baik tapi sayang dirimu terlalu mengekang diriku. Iyaa emang maksud dirimu baik, tapi aku tak suka dikekang seperti itu. Ga boleh ini dan ga boleh itu. Dirimu, emang lebih tua dari ku. Namun, sayang kau tidak begitu dewasa pemikirannya dari ku. Kau terlihat masih seperti kekanak kanak an. Dulu kau menginginkan ku, untuk menuju ke arah yang benar. Namun, diriku masih belum siap. Tapi, kenapa ketika ku sudah lama tak berhubungan lagi dengan mu. Kau berubah, kau yang dulu mengajari ku. Kini malah sebaliknya.

Hingga akhirnya, diriku memilih dia. Memilih dia yang ku yakini, dia yang terbaik untuk ku. Dan kini, hari hari ku selalu dipenuhi oleh kehadiran chat dari mu. Pernah suatu ketika diri ini merasa dikecewakan oleh dirimu yg ku anggap seperti kakak. Kau pergi begitu saja. Itu yang membuat ku begitu sedih dan kecewa. Mungkin itu lah sebuah pilihan, pasti penuh dengan konsekuensi nya. Ku memutuskan untuk melupakan dari mu dan lebih memilih dia.

Dan tiba saat nya, dia memberanikan diri untuk memilih ku. Tanpa pikir panjang, ku memutuskan untuk memilih mu juga. Ya itu lah pilihan yang ku tentukan. Pilihan untuk lebih memilihmu. Tapi tentunya, sebelum aku memilih mu. Perlu proses panjang juga untuk aku mengenal mu terlebih dulu.

Selama kami bersama, aku masih belum tau siapa dirimu. Hingga suatu saat, akhirnya kita bisa bertemu. Dan akhirnya aku tau rupa mu seperti apa, sifat dan segala gala nya. Yaa mungkin, kau tidak begitu sempurna. Tapi kesempurnaan itu tidak lah penting. Karena kesempurnaan itu tercipta dengan sendirinya. Dan kesempurnaan itu juga muncul dari dalam diri bukan hanya diliat dari luar diri saja.

Dibilang menyesal dengan pilihanmu? Tidak juga. Yaa itu lah pilihan ku. Terima atau tidak terima. Menyesal atau tidak. Itu sudah menjadi pilihan ku.

Yaa itu lah cerita dari temen ku yang terjebak dengan dua pilihannya. Lalu gimana ceritanya, jika tidak berada dalam pilihan tapi terdiam dalam ketidakpastian? Menunggu dengan penuh ketidakpastian. Ketidakyakinan akan apa yang ada di hati dirinya. Apakah dia menyimpan rasa yang sama atau dia. Atau hanya sekedar ingin tau atau hanya sebagai sebuah pelarian saja . Itu pun juga tak tau. Yaa, beginilah terus dibingungkan dengan penuh ketidakpastian.

Hanya bisa berharap, dari yang tidak pasti ini bisa menjadi pasti. Yang arah nya ke arah bahagia

0 Comments