Putus mata rantainya, sebelum menyebar

Tak terasa udah memasuki bulan Februari aja. Di bulan ini, biasanya masih memasuki musim penghujan. Kalau kata orang dulu, bulan yang berakhirannya ber ber ber, kayak september, oktober, november, desember gitu udah mulai masuk musim penghujan nih. Pastinya harus sedia payung terus di dalam ransel kalian semua. Seperti pepatah sedia payung sebelum hujan ini bisa juga kita analogikan seperti jaga lingkungan dan kesehatan kita sebelum hujan dateng. Di musim penghujan ini biasanya banyak banget berbagai penyakit datang menyerbu, yang paling sering sih flu ya. Apalagi sekarang musim nya lagi ngga menentu gini, kadang hujan kadang panas. Ngga hanya flu aja yang biasanya sering diderita, tapi sekarang lagi banyak-banyaknya kasus DBD (Demam Berdarah Dengue). Memasuki musim penghujan ini, memungkinkan potensi terserang DBD menjadi semakin meningkat. Terlebih Indonesia ini merupakan negara endemis DBD. Pertumbuhan potensi terserang DBD ini bukan hanya karena gigitan nyamuk aja loh, tapi utamanya karena perilaku dari kitanya sendiri yang tidak bisa menjaga pola hidup sehat dan menjaga lingkungan, alhasil timbulah perindukan sarang nyamuk yang meningkat.

Terlebih kalau udah musim hujan gini, rasa-rasanya mager banget yaa untuk melakukan kegiatan apa pun. Rasanya pengen nempel terus di kasur. LOL. Dan jangan ngegalau aja di musim penghujan, biasanya nih hujan-hujan gini, udara dingin, paling pas banget buat pada ngegalau, denger lagu melow, natap jendela, liat rintikan hujan yang jatuh dan diikuti juga dengan tetesan air mata yang ikut jatoh juga. Hahaha.

Oiya, mau tau ngga? Dilansir dari cuitan KemenkesRI, "Musim hujan adalah musim bersalin bagi nyamuk aedes aegypti". Wow serem banget yaa. Bayangkan aja musim hujan udah dari beberapa bulan yang lalu, itu artinya udah banyak nyamuk aedes aegypti dewasa yang bertelur dan itu artinya lagi udah banyak juga generasi nyamuk penerusnya yang sudah mulai tumbuh dan berkembang. Perlu hati-hati banget nih ya. Nah, jadi yang diperlukan sekarang yaitu jaga lingkungan rumah mu sendiri, sebelum nyamuk-nyamuk itu tumbuh dan berkembang lalu menyebar deh ke beberapa tempat.

Berdasarkan info yang saya dengar dari Puskesmas di wilayah Pengasinan, kota Bekasi, sudah terdapat sebanyak kurang lebih 30 kasus yang terkena DBD. Dan untuk di komplek perumahan saya sendiri, udah ada 2 rumah yang terkena DBD. Awalnya 1 rumah dengan sebagian keluarganya yang terkena DBD, lalu menyebar ke tetangga lainnya. Jadi, total ada 6 orang dari 2 keluarga. Itu baru lingkup komplek dan wilayah kerja puskesmas, belum lagi di beberapa daerah lainnya, yang lagi ramai di berbagai berita.

Gejala-gejala DBD sendiri biasanya timbul demam tinggi selama 2-4 hari. Biasanya kalau sudah demam itu diberikan dulu obat penurun panas, ketika demam tak kunjung reda maka dianjurkan untuk cek darah. Selain itu ditandai juga dengan nyeri kepala, nyeri pada saat menggerakan bola mata, nyeri punggung, tampak ruam kemerahan dan biasanya disertai dengan adanya pendarahan. Jika Anda, anak Anda atau keluarga Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan diatas. Kalian harus sesegera mungkin membawanya ke pelayanan kesehatan terdekat Anda. Ketika Anda terlambat sedikit maka bisa berakibat fatal.

Biasanya ketika sudah terdapatnya warga yang terkena DBD, dari pihk RT langsung melaporkan ke puskesmas untuk dilakukan pengasapan atau fogging. Cara pengasapan ini sebenernya bagus-bagus saja, namun cara pengasapan hanya dapat membasmi nyamuk dewasa aja, sedangkan jentik-jentik nyamuk dan telur nyamuk tidak sepenuhnya terbasmi. Selain itu cara pengasapan juga mungkin tidak baik bagi kesehatan. Untuk membasmi jentik dan telur nyamuk dapat dilakukan dengan cara PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), yang pasti udah ngga asing lagi deh, denger kata ini, 3M Plus. Bukan 3 milliar ya, tapi 3M itu singkatan dari Menguras, Menutup dan Mengubur. Pertama, menguras itu berarti menguras tempat-tempat yang menjadi penampungan air seperti bak mandi, ember, tempat penampungan air kulkas, tempat penampungan air minum dispenser, drum, tutup tempat sampah, dan lain-lain yang biasanya digunakan untuk menampung air. Tempat-tempat yang dapat menampung air ini, harus kita perhatikan dan harus kita kuras secara berkala. Karna tidak menutup kemungkinan tempat-tempat ini nantinya akan menjadi tempat perindukan bagi si nyamuk betina ini.

Jumantik
Pemeriksaan jentik di bak mandi

Pemeriksaan jentik di tempat penampungan air kulkas

Pemeriksaan jentik di tempat penampungan air dispenser

Sebenarnya ada cara lain, selain Anda harus mengurasnya. Khususnya untuk kamar mandi, kalian mungkin bisa menggantikan bak mandi dengan shower atau kalian bisa juga memasukan ikan kedalam bak mandi kalian. Fungsi ikan ini lah yang nantinya akan memakan jentik-jentik yang ada. Meskipun sudah ada ikan pemakan jentik, kalian tetap harus mengurasnya secara berkala yaa.


Kedua, menutup itu berarti menutup tempat-tempat yang menjadi penampungan air seperti drum, kendi, tempayan dan lain-lain.


Selain menutupnya, air yang berada di ember atau di tempat lainnya, semisal tidak digunakan airnya dan atau bekas tampungan sisa air hujan. Air dalam ember tersebut harus lah dibuang dan embernya atau tempat tampungan lainnya di tengkurapkan agar air tidak mengendap terlalu lama, yang akan menjadi tempat perindukan nyamuk betina.



Ketiga, mengubur yaitu mengubur benda-benda yang bisa menjadi tempat penampungan air seperti kaleng bekas dan botol air bekas. Selain menguburnya, bisa juga kalian manfaatkan dengan mendaur ulang barang tersebut menjadi daya guna yang memiliki daya jual yang tinggi.

Selain benda-benda tersebut yang berpotensi dapat menjadi tempat perindukan nyamuk. Ternyata benda-benda yang mungkin ngga kita ketahui bisa berpotensi juga loh. Seperti air minum untuk burung. Percaya ngga tuh? Coba kalian perhatikan, ada jentiknya ngga tuh. Sebaiknya kalian perhatikan juga hal kecil seperti itu. Dan untuk mencegahnya, kalian harus rutin menggantikan dan membersihkan air minumnya, jangan sampai dibiarkan menggantung terisi air. Selain itu, tutup tempat sampah dan ban bekas. Biasanya tutup tempat sampah dan ban bekas ini bisa menjadi genangan air sisa hujan. Hal ini juga harus kalian perhatikan, untuk rutin membuang sisa genangan air hujan tersebut.


Yaa itu dia cara memberantas sarang nyamuk dengan cara 3M. Adapun yang dimaksud dengan 3M plus yaitu melakukan berbagai hal untuk melakukan pencegahan seperti menaburkan bubuk abate kedalam bak mandi, menaman tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, menggunakan lotion anti nyamuk terutama pada jam 9-12. Karena pada jam-jam tersebut nyamuk aedes aegypti bermunculan. Khususnya bagi wanita sekolah wajib menggunakan lotion nyamuk dan menggunakan rok panjang. Karna kemungkinan bisa saja tergigit nyamuk pada saat jam sekolah yang biasanya berada di bawah kolong meja. Terakhir yaitu mengurangi kebiasaan menggantung pakaian karena kebiasaan menggantung pakaian dapat menjadi tempat peristirahatan si nyamuk.

Pakaian yang menggantung

Selain kita yang harus sadar dalam menjaga lingkungan, perlu adanya jumantik (juru pemantau jentik) di tiap-tiap rumah. Gambar-gambar diatas itu merupakan kegiatan yang saya lakukan ketika melakukan PBL (Pengalaman Belajar Lapamgan). Selama PBL ini selain saya dan teman-teman, mencari masalah kesehatan dan membuat intervensi untuk memecahkan masalah tersebut. Saya juga ikut serta membantu kader-kader kelurahan dalam melakukan PSN dan program jumantik ini.

Baca : Cukup 34 hari saja ku mengenal mu

Biasanya kami melakukan jumantik ini setiap hari jumat. Kami memegang lembaran kertas untuk menulis apakah rumah ini positif ada jentik atau tidak dan memegang senter untuk melihat apakah ada jentik atau tidak. Tempat-tempat yang kami masuki yaitu kamar mandi, dapur dan halaman rumah. Setiap rumah yang berpotensi, biasanya kami memberikan ikan pemakan jentik di dalam bak mandinya, dan tempat-tempat penampungan air yang berada di teras halaman, airnya kami buang dan tempatnya kami tengkurapkan. Program jumantik ini diharapkan dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat Demam Berdarah Dengue. Gerakan ini juga diharapkan menjadi upaya preventif dari kasus Demam Berdarah Dengue ( info : Artikel Depkes).

Nah gimana, gampang banget bukan cara-cara pencegahannya. Pastinya kalian ngga mau kan, Anda atau keluarga Anda terkena DBD. Mari kita cegah dari sekarang sebelum terlambat. Kita putus mata rantainya, sebelum mereka tumbuh berkembang dan menyebar kemana-mana. Ayo jadilah bagian dari Agent of Change. Bantulah teman-teman kalian, tetangga kalian, kerabat kalian untuk melakukan hal ini dan saling bahu-membahu membersihkan lingkungan rumah dan sekitar. Meskipun rumah kita bersih dari jentik nyamuk, tapi lingkungan rumah di sekitar kalian tidak, maka sama aja kalian juga bisa ikut turut terkena imbasnya.

Ingat!! Mencegah itu lebih baik daripada mengobati.

5 Comments

  1. Sekarang serem ya lagi musim dbd sampai katanya RS juga penuh. Makasih ya artikelmu mengigatkan pencegahannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa sama sama ^^

      Karena mencegah lebih baik daripada mengobati :)

      Delete
  2. Betul banget, Mbak. Rumahku yang biasanya nggak ada nyamuk - kalau semut banyaaak - sekarang ini jadi sering didatangi tuh sama nyamuk-nyamuk nakal. Ada yang besar, ada yang kecil. Sekali menggigit, deuuuh ... gatalnya sampai berhari-hari. Di lingkungan RT aku sendiri, ada satu orang yang sudah terkena DBD.

    Group RT dan RW kami sudah rutin nih mengirimkan pesan ke seluruh membernya untuk melakukan tindakan 3M plus dalam rangka mengantisipasi dan menanggulangi DBD.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah bagus tuh lingkungan rt dan rw nya. Tinggal ditingkatkan dan di jaga terus kebersihan lingkungan rumah nya yaa :)

      Delete