Wanita karir VS Wanita rumah tangga


Time flies so fast
Yaa, cepat sekali waktu berjalan. Ga kerasa umur sudah semakin berkurang. Udah ga kecil lagi, kini udah beranjak dewasa. Udah ga bisa bermanja manja lagi tapi harus bisa mandiri. Ga kayak dulu lagi yang kalau makan disiapin, kalau mau sekolah disiapin baju nya dan yang kalau mau main selalu dipanggil cepet pulang karna udah sore dan harus belajar. Haahh. Lucu sekali yaa waktu kecil. Bebas kesana kemari. Lari sesuka hati yang kalau jatuh, otomatis nangis, eh malah berdiri langsung lari lagi. Dan sekarang roda sudah berputar yang dulu kita dimanja manja sekarang sudah harus mandiri, sudah harus bisa melakukannya sendiri dan sudah harus yang bisa memanjakan orang tua kita. 

Di usia yang sudah menginjak angka 20 ini. Pasti ga asing banget denger kata kata soal pernikahan. Pasti itu. Dijamin deh udah ga jaman lagi bicara soal cinta monyet, backstreet, cinta pertama atau cinta cinta yang lain lah. Pasti sekarang yang dibahas soal jodoh, kriteria pasangan nanti, dan kalau udah nikah mau gimana nanti nya. Dan pasti sering banget denger, "di umur segini sih gue udah ga mau nyari pacar lagi tapi pengen nyari yang udah mau ke arah serius". Iyaa ga sih? Sering banget denger kata kata itu? Hahaha

Di umur segini selain di tanya kapan lulus?  Sama kapan kerja? Hahaha
Pasti seketika langsung ribuan pertanyaan datang menyerbu, KAPAN NIKAH? Mana pasangan mu? Kok ga dikenalin? Jleb jleb jleb langsung menusuk pertanyaannya. Kalau ibarat main catur, langsung skak mat. Yang pernah ngerasain angkat tangannya? Hahaha

Bicara soal ditanya kapan nikah, emang nya apa yang sudah kalian persiapkan untuk membangun sebuah rumah kecil kalian? Khusunya buat para wanita yang akan menjadi calon ibu buat anak dan suami kalian nanti. Hal apa aja yang telah kalian persiapkan atau pikirkan. Kayak apakah kalian udah bisa masak? Apakah kalian udah bisa bangun pagi? Apakah kalian udah bisa memanajemen waktu dengan baik? Apakah kalian udah bisa mengontrol kelabilan emosi kalian? Apakah kalian udah bisa mengurus anak mu kelak dengan baik? Dan apakah kalian udah bisa mengurus rumah kecil kalian kelak? Sempet ga sih kalian terpikir seperti itu? Apa kalian cuman terpikir hal yang enak enak nya aja? Menikah itu bukan hanya soal pergantian status aja yang dulu kalian single kini jadi punya status suami orang/istri orang dan yang dulu kasur kalian single kini jadi double. Tapi menikah itu soal bagaimana menyatukan dua hati dengan sifat dan karakter yang berbeda. Soal bagaimana mencetak penerus yang mencintai agama dan yang berbakti kepada kedua orang tua serta soal bagaimana menjadikan rumah kecil kalian itu aman, tentram, nyaman, sejahtera dan menjadi rumah bagaikan surga buat kalian singgahi. Jadi persiapkan dulu mental, fisik, finansial dan psikis kalian. Jangan karena nuruti hawa nafsu aja. Jika kalian belum siap tapi ingin segera menikah, berpuasalah. Tapi jika kalian udah mampu, maka segeralah menikah agar bisa menyempurnakan sunnah Rasulullah saw.


Berlanjut ke persiapan kalian, teruntuk kaum wanita. Pasti semasa kalian sedang asik nongkrong sama teman teman kalian. Pasti pernah kan kalian berbicara soal, nanti kalau udah nikah mau kerja apa jadi ibu rumah tangga. Sontak banyak yang berbicara aku mau kerja, tak ayal ada juga yang berbicara aku ingin jadi ibu rumah tangga aja, dan ada juga yang nyeletuk kalau aku ngikut kata suami ku nanti aja. Iya ga sih gitu? Kalau aku ditanya seperti itu, aku ingin kerja juga karena mau membahagiakan orang tua dengan usaha ku sendiri tetapi jika aku ga mampu atau dirasa kurang bertanggungjawab terhadap urusan rumah dan suami nyuruh di rumah aja. Maka aku akan nuruti kata suami ku nanti. Dan aku akan bekerja di rumah. Karena bekerja ngga harus di luar, di rumah juga bisa karena sekarang kan zaman udah modern, udah serba online.

Bicara soal ngikut kata suami nanti, kalau dulu ayah ku minta ibu ku untuk jadi ibu rumah tangga aja. Dulu ibu ku sempat bekerja, namun karena ayah ku minta untuk di rumah aja, yaudah ibu ku nuruti kata ayah ku. Ayah ku berkata seperti itu karena tugas seorang ibu itu mendidik anak, dan tugas seorang ayah itu yang mencari nafkah buat kehidupan anak dan istri. Jadi perihal mencari nafkah itu tugasnya seorang bapak. 

Sebelumnya menurut sudut pandang dari laki laki perihal ditanya untuk wanita nya nanti apakah jadi ibu rumah tangga atau ibu karir. Maka jawaban dari sudut pandang mereka itu kebanyakan berkata membebaskan. Membebaskan pilihan dari wanita nya nanti. Karena baik jadi ibu karir maupun ibu rumah tangga. Semuanya itu punya plus dan minus nya masing masing. Asal apabila wanita nya memilih menjadi ibu karir maka ia harus memiliki tanggungjawab yang lebih nantinya buat suami, anak dan rumah kecilnya. Jangan sampai kebebasan yang telah diberikan oleh sang suami, membuat istri terlena akan pekerjaannya dan lupa akan tanggungjawabnya. Tetapi ada juga yang menjawab agar wanita nya itu dirumah, sehingga ketika suaminya pulang kerja maka ada istrinya yang menyambut hangat kedatangan suaminya dan mendengarkan segala keluh kesahnya. Bukan yang diliat orang lain ketika sampai rumah. Hehe

Kalau menurut ku sebagai wanita, menjadi ibu rumah tangga maupun ibu karir itu sama aja. Asal bisa memberikan yang terbaik buat suami, anak dan rumah kecilnya nanti. Ibu rumah tangga itu menurut ku super women banget dan tahan banting. Rela waktunya abis buat ngurus rumah, anak dan suaminya. Rela bangun pagi, abis sholat tahajud, nyiapin makanan buat sarapan pagi, nyiapin seragam+sepatu, anter anak sekolah, pulang anter anak masih harus ngurus urusan rumah, mikirin mau masak apa, mikirin urusan keuangan (karena ibu itu menteri keuangan yang terbaik), siang nyiapin anak makan, dan malam hari nya rela berjaga menunggu suami pulang dari kerja. Begitu terus kegiatannya dari pagi sampai malam. Terlebih jika masih punya bayi, rela berjaga malem hari sampai besok untuk mengurus bayi kecil nya itu. Super banget gaa sih? Tidak hanya ibu rumah tangga aja, ibu karir yang sekaligus jadi ibu rumah tangga itu super duper hebat. Karena dia masih bisa membagi waktu nya antara pekerjaan dan urusan rumah nya. Ibu itu ibarat api yang selalu memberikan semangat bagi suami dan anak nya yang merasa lelah, dan ibarat obat ketika suami dan anak nya sakit. Jadi ketika ibu terbaring sakit maka terasa rumah menjadi hampa.

Ibu itu merupakan guru pertama buat anak anaknya. Ia yang akan mengajarkan kebaikan buat anak anak nya. Jadi alangkah baik nya anak itu di didik secara langsung oleh ibu nya. Karena banyak sekali fenomena yang sering terlihat, anak diurus oleh bibi nya atau oleh nenek nya setiap hari dan setiap waktu. Alhasil anak menjadi manja, susah diatur dan sedihnya lagi ibu tidak bisa melihat tumbuh kembang anak nya secara langsung. Jadi buat calon ibu yang akan memilih menjadi ibu karir, boleh saja mengejar cita citanya tapi jangan sampai lupa juga akan tanggungjawabnya sebagai ibu yaitu mendidik anak, mengurus suami dan rumah kecil nya nanti.

Toh banyak juga contoh ibu karir yang sukses. Sukses disini maksudnya sukses mendidik anak nya menjadi anak yang soleh dan solehah, sukses mendidik anak menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua dan sukses mendidik anak yang taat kepada agama bahkan menjadi anak yang cinta kepada Al quran. Dari buku yang pernah aku baca, judul nya itu, "ketika penghafal Quran terlahir dari wanita karir". Dari buku itu menceritakan seorang ibu yang dulunya memiliki cita cita untuk menjadi ibu rumah tangga aja yang ingin selalu ada untuk anak anak nya di rumah, tetapi takdir berkata lain, ia kini memilih karir demi membantu perekonomian keluarganya. Namun karir nya itu tak mengganggu cita citanya yang ingin menjadikan anak nya penghafal Quran. Ia sempatkan waktunya untuk membantu anak anak nya menghafal Al Quran dan terbukti kini anak nya menjadi penghafal Al Quran. 

Jadi, mau ibu karir atau ibu rumah tangga itu sama aja. Asal jangan lupa sama tanggungjawabnya. Toh ada juga ibu rumah tangga yang ngga sepenuhnya mengurus rumah karena ada juga yang malah asik ngerumpi sama tetangganya sampe lupa kalau anak nya belum makan. Tapi ngga semua juga yang kayak gitu, ada juga ibu rumah tangga yang perlu diacungin jempol contohnya ibu ku sendiri. Beliau emang super duper tanggungjawab banget sama pilihannya menjadi ibu rumah tangga. Beliau sangat memperhatikan anak, suami dan rumah nya. Rela terbangun di pagi hari dan terjaga di malam hari demi kami semua. Super duper bangetlah.

Intinya apapun pilihan mu nanti, jangan lupa yaa sama tanggungjawabnya. Dan pilihan mu nanti itu harus atas izin dan ridho dari suami mu. Karena ketika kamu sudah berkeluarga, selain ridhomu pada ibu tetapi juga pada suami mu kelak.

Yaa mulai dari sekarang pikirkan dan perbaiki diri kalian. Perbaiki diri kalian karena Allah. Pikirkan masa depan kalian nanti bersama keluarga kecil di rumah kecil idaman kalian nanti

Semangat wahai calon ibu. Semangat lillah karena Allah ^^

Dan bonus ada  8 kriteria istri idaman yang saya dapat dari nonton ceramah tadi pagi yaitu :
1. Cari wanita yang baik agamanya
2. Cari wanita yang penyayang
3. Wanita yang menawan
4. Wanita yang pandai bersyukur
5. Wanita yang taat pada suaminya
6. Wanita yang pandai berpuasa. Maksud berpuasa disini yaitu yang suka berhemat
7. Wanita yang mudah untuk memaafkan
8. Dan yang terakhir itu yaitu wanita yang betah didalam rumah





5 Comments

  1. salam kenal mbak. Setuju mbak, mo berkarir di rumah atau di luar rumah, keduanya tetap seorang ibu, yang penting adalah profesional dalam menjalankan amanahnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haloo salam kenal ^^
      Iyaa benar, kunci nya harus amanah dalam menjalankan tanggungjawabnya sebagai ibu

      Delete
  2. Hai, Mbak. Betul banget, jaman sekarang sudah nggak perlu lagi merasa lebih hebat antara Stay at Home Mom dan Working Mom. Semuanya sama-sama hebat, sama-sama memerlukan tanggungjawab. Salam kenal, yaaa ...

    ReplyDelete
  3. halooo ^^ Benar banget tentunya semua ibu itu hebat hebat banget.
    Salam kenal juga ya :)

    ReplyDelete